Sistem Among Pada Gerakan Pramuka
Saat ini yang sedang ramai dibicarakan adalah mengenai kemerdekaan belajar. Merdeka belajar dalam sistem pendidikan di Indonesia bukan hal yang baru. Sistem ini sudah lama di gunakan, terlebih oleh sekolah taman Siswa. Sistem pendidikan ini adalah sistem among. Sistem Among adalah sistem pendidikan
yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat
bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan sejauh mungkin menghidari
unsur-unsur perintah keharusan, paksaan, dengan maksud untuk
menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri, kreatvitas
dan aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik
Ki Hajar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu
tokoh ikonik di dunia pendidikan Indonesia. Semboyannya yang sampai sekarang
dipakai juga sebagai semboyan Kementrian Pendidikan Nasional di Indonesia
adalah tut wuri handayani yang artinya "di belakang memberi
dorongan". Semboyan ini sebenarnya memiliki bentuk lengkap ing ngarsa sung
tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri Handayani.
Kita tau arti dari semboyan ini yaitu
"di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi
dorongan". Semboyan ini dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara bagi dunia
pendidikan, tapi kita jarang paham kaitan semboyan ini untuk pendidikan.
Tiga bagian semboyan ini menunjukkan
suatu garis. Peserta didik berada di tengah garis tersebut. Di depan artinya
orang yang ia lihat sebagai panutan cita-citanya, di tengah artinya dia sendiri
yang sedang mengenyam pendidikan, dan di belakang artinya orang yang berperan
bagi pendidikan mereka
Dalam Gerakan Pramuka Prakteknya seorang
peserta didik akan di tempatkan sesuai golongan peserta didik.
- Golongan
Siaga :
Melihat tabel tersebut porsi Ing madyo Mangun Karso sangat besar. Seorang
pembina akan sangat dominan dalam golongan ini, Segala sesuatu direncanakan dan
dilaksanakan oleh pembina dan pembantu pembina, sedangkan peserta didik
mengikuti segala sesuatu yang direncanakanoleh pembina. Hal ini dilakukan
karena seorang berusia siaga belum mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang
cukup untuk melaksanakan sesuatau.
- Golongan
Penggalang
Peran pembina dalam golongan masih sangat besar, namun peserta didik mulai
dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksaaan kegiatan. Walaupun segala sesuatu
keputusan terakhir masih di tangan kakak pembina. Seorang penggalang sudah
mulai dilibatkan dalam perencaan kegiatan memalui Dewan penggalang, dan mulai
dilibatkan dalam keputusan dewan Kehormatan penggalang.
- Golongan
Penegak
Peran pembina mulai kecil, sedangkan peran seorang penegak sangat besar.
Dalam satuan terbesar penegak dibentuk dewan Penegak atau dewan Ambalan, Dewan
ini bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang ada di ambalan
dan selalu berkonsultasi dengan pembina. Prinsip kegiatannya Oleh, dari dan
untuk penegak, namum pembina harus selalu mengawasi, karean seorang penegak
kadang masih berbuat gegabah. Dalam Dewan kehormatan, pembina sebagai
penasehat, sedangkan ketua nya diambil dari seorang anggota yang sudah dilantik
dan disebut sebagai pemangku adat.
- Golongan
Pandega
Dalam Golongan pandega, peran pembina sangat kecil, hampir segala sesuatu
dilaksanakan oleh, untuk dan dari pandega. Pandega sudah sememikian rupa
mandiri, karena dianggap sudah mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang
mumpuni.
Melihat tabel berikut, porsi pembina
dalam Ing ngarso Sung Tuladha sama besarnya. Artinya dalam golongan apapun
seorang pembina harus senantiasa memberikan contoh yang terbaik untuk peserta
didiknya.
Bagaimana Membangkitkan Jiwa yang
Mandiri seorang Pramuka ? tentunya itu adalah proses yang panjang dan
berkelanjutan, seorang peserta didik diberikan tugas dan wewenangnya secara
proporsional dan disesuaikan dengan perkembangan jiwa nya. Pembina harus dapat
memahami tingkat golongan peserta didik sehingga tidak memberatkan dan tidak
melukai jiwa seorang peserta didik.
Contoh
Berkemah merupakan kegiatan yang
berkesan dalam gerakan pramuka. Karena seorang peserta didik akan tinggal di
luar rumahnya dan dipaksa untuk dapat hidup mandiri tanpa bantuan dari orang tua.
Siaga
Siaga
Siaga tidak mengenal kegiatan berkemah
bermalam, kegiatan berkemah siaga dinamakan persari, Pekemahan Satu hari,
dimana seorang siaga akan membangun tenda di pagi hari, berkegiatan gembira dan
tenda akan di bongkar sore harinya. Yang merencanakan kegiatan dan sebagai pelaksana sepenuhnya oleh yanda, bunda, bu cik dan pak cik. Siaga mengikuti kegiatan yang telah direncanakan itu dengan baik.
Penggalang
Penggalang berkemah satu hari satu
malam, karena biasanya dilaksnaakan hari sabtu minggu maka disebut persami
perkemahan sabtu minggu, padahal boleh boleh saja mengambil hari yang lain .
Kegiatan malam nya bisasanya ada api unggun, setelah kegiatan api unggun peseta
didik istirahat. Dalam perencanaan kegiatan peserta didik boleh memberikan usul mengenai tempat dan bentuk kegiatan, tetapi keputusan akhir tetap pada kakak pembina. Dalam kegiatan dewan galang diminta untuk membantu pelaksanaan, contoh sebagai petugas upacara, membantu dalam proses penjaagaa pos dan permainan, pembina mendelegasikkan tugas kepada dewan galang, namun pembina tetap yang memegang kontrol, mengawasi segala kegiatan dan memastikan untuk aman.
Penegak dan Pandega
Perkemahan penegak pandega dilaksanakan
selama 3 hari 2 malam, atau bahkan lebih lama sampai beberapa hari. Penegak
pandega dianggap sudah mandiri dan dapat berpisah jauh dengan kedua orang
tuanya.
Dalam perencanaan dan pelaksanaannya semua kegiatan direncanakan dan dilaksanakan oleh dewan ambalan atau dewan rencana. Pembina sebagai konsultan dan motifator, namun bukan berarti pembina lepas tangan, pembina tetap mengawasi semua tahap dari perencanaan dan pelaksanaan di lapangan. Jika ada sesuatu perencaan dan pelaksanaan yang tidak sesuai prosedur, bertentangan dengan nilai trisatya dan dasa dharma, serta tidak berpedoman dengan PDK dan MK pembina berhak untuk meluruskannya.
Dalam perencanaan dan pelaksanaannya semua kegiatan direncanakan dan dilaksanakan oleh dewan ambalan atau dewan rencana. Pembina sebagai konsultan dan motifator, namun bukan berarti pembina lepas tangan, pembina tetap mengawasi semua tahap dari perencanaan dan pelaksanaan di lapangan. Jika ada sesuatu perencaan dan pelaksanaan yang tidak sesuai prosedur, bertentangan dengan nilai trisatya dan dasa dharma, serta tidak berpedoman dengan PDK dan MK pembina berhak untuk meluruskannya.
• Peserta
didik untuk
mengembangkan pribadinya, bakatnya, kemampuannya, cita-citanya
•
Pembina Pramuka sebagai Pamong
hanyalah menjaga, membenarkan, meluruskan, mendorong, memberi motivasi
tempat berkonsultasi dan
bertanya
Berikut Link yang mungkin juga berguna untuk kakak Pembina Pasukan Penggalang :
Sebagai referensi kakak penegak dalam kegiatan Serah terima Jabatan Pengurus Dewan Ambalan :
Kunjungi Perpustakaan Pramuka (khusus buku Kepramukaan) di Kwarcab Kota Semarang. Jl Prof Hamka 234 komplek Kecamatan Ngaliyan. Setiap hari selasa pukul 15.00-17.00 WIB atau Hub kak Awang Wisnuaji Hub 085 743 109 113 ( hanya SMS atau WA, tidak menerima telp)
Klik Juga
Nice Materinya
ReplyDeleteTerimakasih kak, mohon masukannya. saya masih perlu banyak belajar.
ReplyDelete